Kepada wartawan, komandan pasukan perdamaian PBB Alain Le Roy mengatakan tugas utama sekarang adalah untuk memulihkan hukum dan ketertiban di Abidjan dan seluruh Pantai Gading, serta memulai proses rekonsiliasi. Dia menambahkan juga ada krisis kemanusiaan besar yang perlu diatasi.
Mengenai operasi penangkapan Gbagbo, ia memuji pasukan presiden terpilih Alassane Ouattara. Ia mengatakan,"Gbagbo menyerah kepada pasukan Presiden Ouattara. Pasukan Presiden Ouattara-lah yang masuk ke kediaman Gbagbo. Bukan pasukan PBB, dan bukan Pasukan Perancis. Pasukan Presiden Ouattara masuk dan Gbagbo menyerah kepada mereka. Kami, sekali lagi, menargetkan senjata berat, tetapi pasukan Ouattara-lah yang masuk ke tempat tinggal Gbagbo."
Hari Minggu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon memerintahkan pasukan PBB, yang dikenal sebagai UNOCI, didukung pasukan Perancis, melakukan operasi militer untuk mencegah penggunaan senjata berat terhadap warga sipil di Abidjan. Penangkapan Gbagbo terjadi dalam operasi itu.
Le Roy mengatakan Gbagbo dan istrinya Simone kini berada di sebuah apartemen di Hotel Golf, markas pemerintah Ouattara sejak kemenangan pemilu akhir November lalu. Atas permintaan Gbagbo, ia berada di bawah perlindungan PBB.
Komandan pasukan perdamaian itu juga mengatakan kepala pasukan Gbagbo, Jenderal Bruno Dogbo Ble, telah menghubungi PBB untuk mengatakan ingin menyerah dan meletakkan senjata pasukannya. Le Roy menandaskan lebih dari 200 orang telah menyerah dan UNOCI menyita senjata mereka untuk memastikan pertempuran diakhiri. Tapi dia mengakui masih ada beberapa kantong perlawanan.
Duta Besar untuk PBB yang ditunjuk pemerintahan Outtara, Youssoufou Bamba, mengumumkan penangkapan Gbagbo kepada wartawan. Katanya, ia berharap pertempuran berhenti sementara berita penyerahan Gbagbo disebar.
Pasukan Pendukung Ouattara Tangkap Presiden Gbagbo di Kediamannya.
Komandan pasukan perdamaian PBB mengatakan penangkapan mantan Presiden Pantai Gading Laurent Gbagbo merupakan langkah penting, tapi krisis di negara itu belum berakhir.