Pasukan Suriah Tewaskan 41 Sipil, Termasuk Anak-Anak

Demonstran anti-pemerintah Suriah membawa poster Hamza al-Khatib, anak laki-laki yang menjadi korban tewas kekerasan di Daraa.

Pasukan pemerintah dengan dukungan tank melakukan serangan maut untuk hari ke-4 terhadap kota-kota sekitar kota Homs, Suriah Tengah.

Organisasi-organisasi HAM mengatakan pasukan Suriah menewaskan paling sedikit 41 kaum sipil, termasuk dua anak perempuan, dalam usaha belakangan ini untuk menumpas protes pro-demokrasi di bagian tengah dan selatan negara itu.

Pasukan pemerintah dengan dukungan tank terus melakukan serangan maut untuk hari ke-4 berturut-turut hari Rabu terhadap kota-kota sekitar kota Homs, Suriah Tengah, termasuk al-Rastan dan Talbiseh.

Sebagian besar pembunuhan itu, termasuk penembak-matian hari Selasa seorang anak perempuan yang berusia 4 tahun, terjadi di al-Rastan.

Pasukan Suriah juga menembaki dengan artileri kota Hirak di selatan hari Selasa, menewaskan paling sedikit 8 orang, termasuk anak perempuan berusia 11 tahun. Puluhan orang priya di atas usia 18 tahun ditangkap di Hirak ketika pasukan menyerbu rumah-rumah dan penembak tersembunyi ditempatkan di jalan-jalan.

Organisasi-organisasi hak azasi mengatakan paling sedikit 25 anak-anak terdapat di antara lebih dari 1000 orang yang tewas dalam pergolakan menentang Presiden Bashar al-Assad. Mereka mengatakan pasukan keamanannya telah menangkap 10 ribu orang lagi dalam usaha untuk menumpas protes yang tidak pernah terjadi sebelumnya itu.

Laporan para saksi di Suriah, serta laporan resmi sulit diperiksa kebenarannya secara independen karena pemerintah melarang sebagian besar wartawan internasional memasuki negara itu segera setelah kerusuhan mulai.

Sementara itu, para tokoh oposisi Suriah yang mengadakan pertemuan di Turki telah menolak tawaran pemerintah mereka akan pengampunan umum dan mengatakan mereka akan terus memperjuangkan perubahan rejim. Lebih dari 300 pembangkang menghadiri konferensi di kota Antalya, Turki, hari Rabu – pertemuan resmi pertama para aktivis dan tokoh oposisi di pengasingan sejak demonstrasi pecah lebih dari dua bulan lalu di kota Daraa di selatan negara itu.