Kampanye Aung San Suu Kyi ini dipandang sebagai ujian penting bagi komitmen pemerintah militer untuk melakukan reformasi.
Ribuan pendukungnya memadati jalan-jalan di beberapa kota di distrik Dawei, ketika pemenang Nobel Perdamaian itu melakukan lawatan politik pertamanya di luar kota Yangon sejak menyatakan bahwa ia akan mencalonkan diri dalam pemilihan umum tanggal 1 April.
Aung San Suu Kyi berkampanye di distrik pesisir tersebut untuk menggalang dukungan bagi kandidat lain yang akan mengikuti pemilu parlemen. Dia akan melakukan lawatan serupa ke beberapa daerah lain sebelum berkampanye untuk dirinya sendiri sebagai wakil dari distrik miskin Kawhmu, di sebelah selatan Yangon.
Aktivis demokrasi itu menghabiskan 15 dari 20 tahun terakhir sebagai tahanan politik. Dia akhirnya dibebaskan dari tahanan rumah pada akhir tahun 2010, hanya beberapa hari setelah negara itu mengadakan pemilu yang secara luas dinilai tidak bebas dan tidak adil.