Penguasa Militer Mesir Angkat PM Baru

Demonstran Mesir bertahan di Lapangan Tahrir, Kairo untuk menuntut mundurnya dewan militer Mesir.

Pimpinan dewan militer Hussein Tantawi menunjuk Kamal Ganzouri untuk membentuk pemerintah baru setelah mundurnya PM Essam Sharaf.

Media Mesir mengatakan hari Kamis penguasa militer negara itu telah mengangkat mantan Perdana Menteri Kamal Ganzouri untuk membentuk pemerintah baru setelah Kabinet sipil sebelumnya Perdana Menteri Essam Sharaf mengundurkan diri.

Suratkabar pemerintah Al Ahram mengatakan dalam situs internetnya bahwa Ganzouri setuju pada prinsipnya untuk memimpin pemerintahan keselamatan nasional setelah bertemu dengan pimpinan Dewan tertinggi Angkatan Bersenjata Hussein Tantawi.

Ganzouri adalah seorang ekonom. Sebelum menjadi perdana menteri dalam era Hosni Mubarak, ia juga pernah menjabat sebagai menteri perencanaan.

Dalam jumpa pers hari Jumat Ganzouri mengatakan ia bersedia menjadi perdana menteri demi kepentingan rakyat, dan bahwa ia sendiri adalah bagian dari rakyat. Ia menambahkan, kabinet baru belum dapat dibentuk sampai setelah pemilihan legislatif hari Senin.

Dewan militer juga mengatakan hari Senin bahwa pemilu parlementer tetap diselenggarakan sesuai dengan rencana, walaupun kekerasan yang meningkat telah menewaskan paling sedikit 35 orang. Setelah beberapa hari menyalahkan demonstran atas penindakan dengan kekerasan, dewan berubah sikap hari Kamis dengan meminta maaf atas jatuhnya korban jiwa.

Sementara itu, ribuan demonstran dan polisi Mesir mematuhi perdamaian yang rapuh hari Kamis, tetapi massa tetap tinggal di Lapangan Tahrir Kairo untuk meneruskan tuntutan akan peletakan jabatan para pemimpin militer.

Namun, Mayor Jenderal Mukhtar el-Mallah, dari Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata, mengatakan peletakan jabatan akan merupakan penghianatan kepercayaan rakyat.

Ribuan warga Mesir yang marah berkumpul di Lapangan Tahrir Kairo, dan berharap akan mengirim pesan yang jelas kepada dewan militer yang berkuasa di negara itu. Para aktivis telah menyerukan pawai “sejuta orang” hari ini untuk mendesak dewan itu agar menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil. Sebagian pemrotes bahkan menyebut ini “kesempatan terakhir” bagi dewan untuk berbuat yang benar dan turun.

Sebagian dari demonstran yang bersikap lebih keras mengatakan mereka tidak berencana untuk meninggalkan Lapangan Tahrir sampai mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki.

Para demonstran juga memperoleh dukungan yang lebih jelas dari Amerika Serikat. Gedung Putih mengatakan hari Jumat bahwa penguasa militer Mesir harus mempercepat transisi negara itu ke pemerintahan sipil. Kekerasan yang meningkat antara kaum sipil dan pasukan keamanan Mesir sekarang dianggap sebagai penyebab tewasnya paling sedikit 35 orang.