Kelompok terakhir demonstran Hong Kong meneriakkan "We'll Be Back" atau "Kami akan kembali" Kamis (11/12), sementara polisi membongkar barikade yang tersisa yang merupakan bagian dari demonstrasi pro-demokrasi yang berlangsung hampir tiga bulan di kawasan pusat bisnis itu.
Para pengunjuk rasa juga tidak memberikan perlawanan saat polisi membawa mereka ke penjara. Lebih dari 200 aktivis ditahan setelah polisi membersihkan kamp utama demonstran pro-demokrasi di distrik Admiralty, Hong Kong.
Slogan "We'll Be Back" ditulis dengan kapur di jalan dan dicat pada balon.
Puluhan ribu demonstran berkemah di sana pada puncak protes. Pengadilan telah memerintahkan para demonstran untuk meninggalkan lokasi itu.
Para pengunjuk rasa menuntut agar Beijing mengizinkan pemilu sepenuhnya demokratis di Hong Kong pada 2017. China telah mengatakan semua calon harus melewati proses penyaringan pemerintah dan telah menolak tuntutan pengunjuk rasa.
Penyelenggara pro-demokrasi merencanakan langkah berikutnya, termasuk pembangkangan sipil seperti menolak membayar pajak dan mengunakan teknik mengukur waktu di Dewan Legislatif Hong Kong.
Lebih dari 200 aktivis ditahan setelah polisi membersihkan kamp utama demonstran pro-demokrasi di distrik Admiralty, Hong Kong.