Seorang komandan pasukan khusus di Mali dibebaskan, Jumat (3/9), setelah polisi yang marah mendatangi penjara tempatnya ditahan. Kepala unit kontraterorisme polisi, Oumar Samake, ditahan di negara bagian Sahel karena bentrokan mematikan antara pasukan keamanan dan penentang mantan Presiden Ibrahim Boubacar Keita.
Protes anti-Keita mengguncang Mali tahun lalu dan berpuncak dengan tergulingnya presiden dalam kudeta militer. Salah satu protes tersebut pada 10 Juli 2020, memicu bentrokan mematikan selama berhari-hari dengan pasukan keamanan.
Oposisi politik Mali ketika itu mengatakan bahwa 23 orang tewas dalam bentrokan itu. PBB melaporkan bahwa 14 demonstran tewas, termasuk dua anak-anak. Investigasi atas pembunuhan itu dibuka pada Desember 2020.
BACA JUGA: Chad akan Tarik Separuh Pasukan yang Sedang Memerangi Militan di SahelKomandan pasukan khusus polisi, Samake, ditahan pada Jumat (3/9) atas dugaan perannya dalam kekerasan itu, kata seorang pejabat senior hukum kepada kantor berita AFP. Namun langkah itu membuat marah polisi, beberapa di antaranya berbaris ke penjara di Ibu Kota, Bamako, tempatnya ditahan.
Penjaga penjara Yacouba Toure mengatakan kepada AFP bahwa sejumlah besar polisi bersenjata lengkap mendatangi penjara. "Kami tidak melawan. "Mereka pergi membawa Ousmane Samake tanpa insiden."
Seorang pejabat kementerian kehakiman, yang namanya tidak mau disebut, mengatakan pemerintah memutuskan membebaskan Samake "demi perdamaian." Ia mengatakan bahwa penyelidikan terhadap Samake akan dilanjutkan.
Peristiwa dramatis itu menggarisbawahi sensitifnya penyelidikan itu di Mali yang tidak stabil. [ka/pp]