Ragukan Klaim Covid-19 Korut, Saudara Perempuan Kim Kecam Seoul

FILE - Kim Yo Jong, sister of North Korea's leader Kim Jong Un attends a ceremony at Ho Chi Minh Mausoleum in Hanoi, Vietnam, March 2, 2019. Analysts see her as a possible successor to her brother if he were to become incapacitated or die.

Saudara Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Rabu (9/12), mengecam menteri luar negeri Korea Selatan karena mempertanyakan klaim Korea Utara bebas virus corona. Perempuan berpengaruh itu bahkan mengancam bahwa menteri Korea Selatan itu akan menghadapi konsekuensi akibat pernyataannya

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha mengatakan akhir pekan lalu, bahwa sulit untuk mempercayai klaim Korea Utara bahwa tidak ada wabah virus di negara itu. Ia menambahkan bahwa Korea Utara tidak menanggapi tawaran Korea Selatan untuk bekerja sama dalam mengatasi pandemi.

Adik pemimpin Korea Utara, Kim Yo-jong, menanggapi pernyataan Kang dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah.

“Ia mengeluarkan ucapan sembrono tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Ia terlalu bersemangat untuk lebih mendinginkan hubungan yang beku antara Korea Utara dan Korea Selatan, '' katanya.

“Niat sebenarnya sangat jelas. Kami tidak akan pernah melupakan kata-katanya dan ia mungkin harus membayar mahal untuk itu," kata Kim.

Pernyataan tersebut menunjukkan betapa sensitifnya Korea Utara terhadap apa yang dianggapnya upaya luar untuk menodai citra negara itu.

Terlepas dari klaim kasus tanpa virus, media pemerintah Korea Utara telah berulang kali mengatakan negara itu sedang menggelar usaha darurat untuk mencegah wabah corona. Mereka menutup perbatasan-perbatasan internasionalnya, menerbangkan pulang para diplomat asing dan mengisolasi penduduk dengan gejala-gejala yang dicurigai.

BACA JUGA: Korut Karantina Ribuan Orang, Lockdown Sebuah Kota

Penutupan perbatasan Korea Utara dengan China, mitra dagang terbesarnya, menghancurkan ekonominya yang sudah rapuh. Korea Utara telah mengakui bahwa mereka menghadapi “banyak krisis'' karena pandemi, serentetan bencana alam musim panas lalu, dan sanksi-sanksi yang diberlakukan terhadap negara itu karena program nuklirnya.

Para ahli mengatakan jika Korea Utara dilanda wabah penyakit dalam skala besar, wabah itu dapat menyebabkan bencana kemanusiaan karena sistem perawatan kesehatannya yang rapuh.

Menteri luar negeri Korea Selatan mengatakan dalam sebuah forum di Bahrain, Sabtu lalu, sulit dipercaya Korea Utara tidak memiliki kasus Covid-19 sementara banyak petunjuk mengungkapkan, rezim yang berkuasa di Korea Utara begitu serius berusaha mengendalikan virus itu.

BACA JUGA: Korea Utara Mungkin Isyaratkan Fase Baru dalam Penanggulangan Pandemi

Juga pekan ini, Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun berada di Seoul untuk membicarakan Korea Utara dan masalah-masalah lainnya.

Dinas Intelijen Korea Selatan baru-baru ini mengatakan kepada parlemen bahwa Kim Jong-un telah memerintahkan para diplomat di luar negeri untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat memprovokasi Washington. Korea Utara khawatir, Presiden terpilih Joe Biden akan menggelar pendekatan baru terhadap Korea Utara.

Beberapa pengamat mengatakan Korea Utara masih bisa melakukan sesuatu yang provokatif untuk mencoba menarik perhatian Biden dan memaksanya untuk memulai kembali perundingan nuklir yang macet sehingga Korea Utara bisa mendapatkan konsesi. [ab/uh]