Ribuan Orang di Istanbul Peringati Kematian Wartawan Etnis Armenia

  • Dorian James

Para pendukung wartawan Hrant Dink yang menuntut keadilan atas terbunuhnya wartawan etnis Armenia tersebut, meletakkan bunga di luar kantor Harian Agos, di istanbul, Turki (19/1).

Di Istanbul, puluhan ribu pendukung Hrant Dink, mengenang lima tahun kematian wartawan etnis Armenia itu. Banyak pendukungnya yang mengklaim negara terlibat dalam pembunuhan itu. Tetapi hari Kamis, pengadilan memutuskan tidak ada konspirasi, yang memicu kecaman dari dalam negeri dan dunia internasional.

“Kami minta keadilan bagi Hrant,” teriak pendukung Hrant Dink, wartawan etnis Armenia yang terbunuh itu. Puluhan ribu orang turun ke kantor harian Turki-Armenia, Agos, di pusat kota Istanbul di mana Dink menjadi redaktur, untuk mengenang lima tahun kematiannya. Para pemrotes menunjukkan kesedihan sekaligus kemarahan mereka.

Hari Selasa, pengadilan menghukum seorang laki-laki yang memicu terjadinya pembunuhan itu, tetapi membebaskan 19 orang lainnya dari tuduhan terlibat konspirasi negara. Untuk yang kemudian ini, pendukung Dink mengatakan tidak ada keadilan.

Dink ditembak mati diluar kantornya oleh Ogun Samast yang berusia 19 tahun dari kalangan nasionalis. Tahun lalu Samast dihukum penjara 22 tahun.

Tetapi keluarga dan pendukung Dink mengklaim anggota senior pemerintah Turki berada di belakang tewasnya Dink. Dink sudah lama menjadi target kalangan nasionalis dan negara karena menyebut pembunuhan massal warga Armenia di Turki pada Perang Dunia I sebagai genosida. Beberapa saat sebelum ia terbunuh, dia dihukum karena dianggap menghina Turki dengan pandangannya itu.

Wakil Human Rights Watch di Turki, Emma Sinclair Webb mengatakan dengan banyaknya bukti yang menandakan keterlibatan negara dalam pembunuhan Dink, keputusan pengadilan itu membawa pesan yang mengkhawatirkan.

“Kalau anda adalah wartawan etnis Armenia di Turki, anda bisa dibunuh dan pembunuh yang sangat terkait erat dengan negara tidak akan diinvestigasi. Dan pejabat negara tidak akan dimintai pertanggungjawaban. Itulah pesan yang disampaikan kasus ini. Dan lebih luas, ini terjadi dalam iklim dimana pemerintah menekan oposisi dan memenjarakan khususnya wartawan Kurdi," ujar Emma.

Partai Keadilan Turki menghadapi kritik yang semakin banyak terkait kasus itu. Partai itu terlihat berada di garis depan dalam menumpas kekuatan-kekuatan yang anti demokrasi.

Ilmuwan politik dari Universitas Bahcesehir, Istanbul mengatakan putusan yang dijatuhkan pada Dink merupakan tanda-tanda yang mengkhawatirkan di Turki. Dia berpendapat saat ini Turki menumpas kekuatan-kekuatan anti pemerintah, Partai Keadilan Turki yang berkuasa telah menjadi status quo. Ia mengatakan, “Selalu ada perbedaan antara pemerintah dan negara. Sebenarnya negara bertentangan dengan pemerintahan Partai Keadilan pada awal kekuasaannya. Tetapi saat ini masih tetap sama. Jelas sekali transformasi demokrasi Turki segera berakhir. Itu berarti kekuatan elit yang lama dan kebiasaan-kebiasaan lama akan kembali.”

Wakil PM Turki Bulent Arinc mengakui adanya kritik mengenai keputusan pengadilan tersebut dan mengatakan banding bisa diajukan di pengadilan.

Tetapi pendukung Dink yang memprotes keputusan itu ragu apakah keadilan akan terwujud.