Presiden Amerika Donald Trump mengatakan bahwa ia sejak lama menyadari potensi PBB ketika memilih tempat di seberang markas PBB untuk membangun gedung tempat tinggal berlantai tinggi.
"Jujur saja, waktu itu saya melihat potensi besar PBB," kata Trump kepada para pemimpin yang berkumpul untuk mendukung perombakan sistem PBB.
"Satu-satunya alasan proyek itu sukses karena PBB ada di sini," katanya merujuk pada Trump World Tower-nya, yang berada di seberang kompleks PBB.
Presiden Amerika itu hadir pertama kali di PBB hari Senin (18/9), berbicara pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Amerika untuk mereformasi pengelolaan badan dunia itu, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.
"Kami mendorong sekjen untuk sepenuhnya menggunakan kewenangannya guna memangkas birokrasi, memperbarui sistem yang ketinggalan jaman, dan membuat keputusan yang kuat untuk memajukan misi utama PBB," kata Trump.
Ia menambahkan bahwa PBB harus terfokus pada hasil dan bukan proses. PBB dengan anggaran tahunan miliaran dolar, sejumlah misi pemeliharaan perdamaian, dan staf yang terus bertambah, telah menjadi sasaran kritik Trump selama bertahun-tahun.
"Untuk menghormati rakyat kita, kita harus memastikan bahwa tidak ada negara anggota yang menanggung bagian beban yang tidak proporsional, baik secara militer atau finansial," tambah Trump.
Amerika adalah donor tunggal terbesar PBB yang menyumbang lebih dari 600 juta dolar tahun lalu untuk anggaran reguler PBB yang besarnya lebih dari 2,5 miliar dolar. Namun di bawah pemerintahan Trump, banyak program terancam.
Bulan April, pemerintah AS mengumumkan akan memangkas 75 juta dolar bagi Dana Penduduk PBB, yang memberikan layanan kesehatan bagi perempuan dan anak perempuan yang rentan.
Pemerintah Trump juga telah menelaah setiap misi pemeliharaan perdamaian PBB dan menyetujui kompromi untuk mengurangi setengah miliar dolar dari anggaran tahunan sebesar delapan miliar dolar.
Sekjen PBB António Guterres menjadikan penyederhanaan birokrasi PBB sebagai salah satu janji kampanyenya.
"Struktur terfragmentasi, dan birokrasi yang sangat rumit," membuatnya tidak bisa tidur, kata Guterres pada pertemuan reformasi PBB hari Senin.
"Untuk melayani orang-orang yang kita dukung dan mendukung kita, kita harus gesit dan efektif, fleksibel dan efisien," tambah sekretaris jenderal.
Hari Selasa, Presiden Trump akan berpidato dalam debat Majelis Umum tahunan, di mana para pemimpin negara akan mendengar pandangannya mengenai berbagai isu, termasuk ancaman nuklir Korea Utara, perang di Suriah, kontra-terorisme, dan apakah Amerika akan tetap ikut dalam perjanjian-perjanjian multilateral penting, seperti kesepakatan nuklir Iran dan kesepakatan iklim Paris. [my/ds]