Daerah kumuh Klong Toey terletak di kota pelabuhan utama di tepi sungai Chao Phraya yang airnya saat ini mencapai rekor tertinggi.
Pejabat-pejabat kota memperingatkan sungai yang mengalir lewat pusat kota itu akan meluap dalam beberapa jam.
Thongchai Parawat adalah seorang pekerja kemanusiaan yang membantu warga cacat di sebuah rumah singgah penderita AIDS dan balai kesejahteraan masyarakat. Ia mengungkapkan rasa takut dan cemas yang dirasakan masyarakat.
Thongchai mengatakan masalah pangan dan ke mana mereka harus mengungsi ketika banjir tiba adalah yang paling dikhawatirkan masyarakat lokal. Ia mengatakan banjir tersebut adalah bencana terparah yang melanda masyarakat itu dalam 50 tahun lebih.
Prapai Sanusan adalah petugas sosial yang melayani 170.000 penduduk. Ia menyebutkan banyak pengumuman yang simpang siur dikeluarkan pemerintah beberapa hari ini membuat kekhawatiran semakin meningkat.
Saat ini para relawan berencana memindahkan warga usia lanjut dan anak-anak ke sekolah-sekolah berdekatan dan gedung-gedung umum. Yang lainnya, berusaha melakukan apa saja untuk mengurangi kerusakan.
Prapai mengatakan beberapa orang tinggal terlalu dekat dengan wilayah banjir, sementara warga Klong Toey membersihkan saluran air dari plastik dan sampah lainnya dalam upaya mempercepat aliran air.
Harga pangan melonjak dalam beberapa hari ini di Bangkok yang memicu panik dan pembelian besar-besaran. Harga selusin telur naik dua kali lebih dari harga biasa. Kenaikan tersebut membuat Kementerian Perdagangan harus menambahkan 16 barang ke dalam daftar barang-barang yang harganya dikendalikan pemerintah. Termasuk di antaranya air minum, pompa air dan lilin.
Banjir bisa berlangsung sebulan lebih atau lebih lama di beberapa bagian Bangkok dan petugas khawatir dengan dampaknya terhadap perekonomian jangka panjang.
Pabrik-pabrik yang terkena banjir di sebelah selatan Thailand telah menghentikan operasi, yang membuat ribuan orang mencari pekerjaan baru. Thongchai mengatakan di Klong Toey, banyak yang mengkhawatirkan hal yang sama. "Orang-orang gelisah dan takut dan sangat cemas karena mereka tidak tahu apakah majikan mereka masih akan mempekerjakan mereka dalam waktu dekat ini," ujar Thongchai.
Banjir diperkirakan akan membawa kerugian ekonomi enam miliar dolar Amerika lebih, dan 600.000 orang kehilangan pekerjaan, terutama dari kalangan pekerja terampil di 12 lebih propinsi industri utama yang terendam banjir.