Program Pangan Dunia atau WFP meningkatkan bantuan makanan untuk puluhan ribu pengungsi akibat kekerasan antar masyarakat di wilayah Darfur yang meletus di Sudan.
Badan-badan PBB mengatakan, sekitar 250 orang tewas dan lebih dari 100.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, menyusul bentrokan kekerasan antar suku Arab dan Massalit, pertengahan Januari di Darfur Barat dan Selatan.
Program Pangan Dunia PBB melaporkan, sekitar 70.000 pengungsi dimukimkan di lebih dari 70 pusat pengungsian di El-Geneina, ibu kota Darfur Barat.
BACA JUGA: Misi Perdamaian di Darfur, Sudan Berakhir, Picu Ketakutan WargaJuru bicara WFP, Tomson Phiri mengatakan para pengungsi dalam kondisi lemah, banyak yang menderita kekurangan gizi sedang dan akut. Ia mengatakan, WFP telah memulai program pembagian makanan darurat, yang sejauh ini telah berhasil menjangkau 40.000 orang di 30 pusat pemukiman pengungsi.
“Bantuan itu terdiri dari bahan pokok sejenis jagung. Kami juga memberikan kacang-kacangan dan garam untuk memungkinkan mereka membuat makanan serta biskuit berenergi tinggi yang mengandung gizi untuk anak-anak dan orang dewasa tanpa memasaknya atau memerlukan air,” ujarnya.
Phiri mengatakan, WFP berencana memperluas program bantuan makanannya ketika peninjauan selesai dan kebutuhannya diketahui. Ia menambahkan, pihaknya sangat prihatin dengan berlanjutnya kekerasan di wilayah itu.
Ia mencatat kebanyakan orang adalah para petani pokok dan bergantung pada pengolahan tanah untuk mata pencaharian mereka. Periode antara November sampai Januari adalah musim tanam pada musim dingin dan musim panen utama untuk jenis padi-padian dan jagung.
“Bahkan kekacauan kecil yang terjadi terhadap kegiatan mata pencaharian, bisa berdampak jangka panjang. Jika penanaman atau masa panen terlewati, maka tidak dapat dilanjutkan. Jika ternak tidak dipindahkan ke padang rumput atau ke dekat air, ternak itu tidak mungkin dapat bertahan hidup," tambah Phiri.
WFP bergabung dengan lembaga-lembaga lain dalam mengulangi seruan untuk diakhirinya kekerasan di Darfur. Ia memperingatkan kerusuhan itu berdampak buruk yang parah bagi penduduk setempat dan jika terus berlangsung, mereka akan kekurangan makanan dan kelaparan akan meningkat. Untuk PS, saya MG, VOA. [ps/lt]