Orang tua di Amerika Serikat bagian tenggara lebih suka memberi nama "William" untuk anak laki-laki, dan "Ava" untuk anak perempuan, menurut Badan Administrasi Social Security AS, yang menyusun daftar nama-nama bayi paling populer tahun 2018.
Dalam urutan teratas secara nasional nama "Liam" (kependekan dari William) untuk anak laki-laki tetap bertahan untuk tahun kedua dan "Emma" untuk anak perempuan secara berturut-turut bertahan selama 5 tahun. Sedangkan nama "Noah" dan "Olivia" berada di urutan kedua.
Sementara memberi nama seorang anak terasa seperti salah satu keputusan paling pribadi yang diambil seseorang, pilihan itu sering kali sangat dipengaruhi oleh kekuatan dari luar.
"Nama-nama itu bermakna lebih banyak bagi orang tua daripada anak-anak," kata Jonah Berger, seorang profesor pemasaran di Wharton School, Pennsylvania University kepada VOA. "Betapa uniknya orang tua, di negara mana mereka berada ketika anak itu lahir, dan apa pengaruh di sekitar mereka yang membentuk kehidupan mereka."
Dunia yang kini dipenuhi dengan media digital, berarti orangtua masa kini terpapar pada nama-nama bayi yang berpotensi jauh lebih luas daripada sebelumnya. Mereka mungkin dipengaruhi oleh nama-nama para selebriti atau karakter dari film-film dan acara-acara televisi.
Contohnya, nama “Arya” dari tokoh yang dicintai dalam film seri TV "Game of Thrones", berada pada urutan ke-119 di dalam daftar, jauh di atas nama-nama tradisional seperti “Angela” pada urutan 264, “Jennifer” pada 345 dan “Alexis” di urutan 179.
“Semakin lama, orangtua merasa bahwa mereka ingin - dan bisa memilih sendiri nama depan untuk anak-anak mereka dengan ungkapanperasaan tentang kepribadian mereka sendiri dan keinginan untuk membericiri khas dan keunikan pada anak-anak mereka ketika mereka tumbuh dewasa”, kata sosiolog Jane Pilcher, seorang profesor di Nottingham Trent University di Inggris kepada VOA.
"Sebuah nama depan dapat memberi tahu tentang jenis kelamin, etnis dan kebangsaan, kelas sosial dan kelompok," kata Pilcher. “Sayangnya, identitas sosial ini masing-masing terkait dengan diskriminasi dan ketidaksetaraan. Jadi, nama kecil bisa sangat berdampak pada pengalaman dan peluang seseorang."
Penelitian tahun 2012 mendapati bahwa ketika fakultas iptek dari universitas diberi surat lamaran pekerjaan yang sama untuk jabatan manajer laboratorium, mereka menilai pelamar yang bernama "John" lebih tinggi daripada pelamar yang bernama "Jennifer."
Nama seseorang sering mencerminkan budaya mereka, dan merupakan penanda kapan dan di mana mereka tinggal, serta tren sosial yang berlaku pada waktu mereka dilahirkan.
Berger mendapati, nama-nama yang dimulai dengan "K" lebih populer setelah Badai Katrina yang menyebabkan kerusakan besar di New Orleans pada 2005. Orang tua sering mendengar nama itu di berita, sehingga bunyi atau suku kata menjadi lebih akrab dan karenanya lebih menarik.
Istri Pangeran Harry dari kerajaan Inggris dan istrinya, Meghan Markle yang kelahiran Amerika, belum lama ini menamai putra mereka Archie. Nama ituberada di urutan ke-992 di Amerika pada 2018. Kita tunggu saja apakah nama putra kerajaan itu akan memengaruhi popularitas Archie dalam daftar nama di Amerika pada 2019? (ps)