Ledakan-ledakan menghantam ibukota Yaman, Sana’a, dan kekerasan paling buruk dalam tujuh bulan pemberontakan menentang Presiden Ali Abdullah Saleh terus berlanjut memasuki hari ketiga.
Bentrokan hari Selasa antara pasukan keamanan pemerintah dan para demonstran yang menyerukan agar Saleh mundur terjadi sehari setelah tentara pro Saleh menembak tewas sedikitnya 31 orang di Sana’a.
Pasukan pemerintah telah menewaskan paling sedikit 57 orang dan melukai 650 orang lagi sejak hari Minggu, ketika pasukan yang setia kepada Saleh melepaskan tembakan ke arah puluhan ribu demonstran pro demokrasi.
Di kota Taiz, Yaman selatan, empat orang lagi tewas dan 40 lainnya luka-luka dalam bentrokan hari Senin.
Tindakan keras oleh Saleh yang menelan korban memicu bentrok bersenjata sengit antara tentara pro Saleh dan pasukan yang setia kepada Jenderal Ali Mohsen al-Ahmar, yang membelot dan menyeberang ke pihak oposisi beberapa bulan lalu. Kota Sana’a sejak itu terbagi dua antara pasukan Jenderal Ahmar dan pasukan yang setia kepada Saleh.