Tautan-tautan Akses

Iran Panggil Dubes Inggris Terkait Tuduhan Serangan Tanker


Sebuah kapal nelayan berlayar melintas sebuah tanker minyak di kejauhan di Fujaira, Uni Emirat Arab, 15 Juni 2019.
Sebuah kapal nelayan berlayar melintas sebuah tanker minyak di kejauhan di Fujaira, Uni Emirat Arab, 15 Juni 2019.

Iran memanggil Duta Besar Inggris, Sabtu (15/6), setelah Inggris menuduh Iran melakukan serangan terhadap dua kapal minyak di Teluk Oman, menurut kantor berita Iran, ISNA.

"Dalam pertemuan dengan kantor Kementerian Luar Negeri Iran, Iran mengecam keras sikap Inggris terkait serangan-serangan di Teluk Oman... Tidak ada negara lain selain Inggris yang mendukung tuduhan AS mengenai serangan-serangan itu," kata laporan ISNA.

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengeluarkan pernyataan, Jumat (14/6), menuduh Iran dan Korps Garda Revolusioner Islaminya melakukan serangan-serangan itu, dan menegaskan bahwa tidak ada negara atau aktor non-negara lain yang mungkin berada di baliknya. Iran membantah pihaknya terkait dengan insiden itu.

Sementara itu, para awak kapal minyak milik Norwegia yang diserang itu tiba di Dubai pada Sabtu setelah berada di Iran selama dua hari, menurut Associated Press.

Para wartawan AP melaporkan bahwa mereka melihat para awak MT Front Altair setelah pesawat Iran Air yang mereka tumpangi mendarat di Uni Emirat Arab.

Kru kapal MT Front Altair tiba di Bandara Internasional Dubai, Uni Emirat Arab, 15 Juni 2019, setelah berada di Iran selama dua hari.
Kru kapal MT Front Altair tiba di Bandara Internasional Dubai, Uni Emirat Arab, 15 Juni 2019, setelah berada di Iran selama dua hari.

Pejabat Menteri Pertahanan Pat Shanahan mengatakan AS berusaha membangun "konsensus internasional" di Timur Tengah setelah serangan fajar terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman.

AS menyalahkan Iran atas serangan itu, dan militer telah menunjukkan rekaman video yang dikatakan menunjukkan orang-orang di kapal patroli Iran mencabut ranjau limpet yang tidak meledak dari lambung kapal tanker Kokuka Courageous.

Kapal itu milik Kokuka Sangyo, perusahaan kargo Jepang, dan tanker lainnya, Front Altair, milik perusahaan Norwegia, Frontline.

CEO Frontline Robert Hvide Macleod mengatakan kepada VOA bahwa perusahaan itu sudah menghubungi para kru, yang berada dalam tahanan Iran, dan mereka diperlakukan dengan sangat baik. MacLeod menambahkan bahwa Front Altair mengapung di perairan dengan aman dan penarikan akan segera dimulai.

Frontline mengatakan, kapal penyelamat yang dilengkapi kemampuan derek tiba di lokasi Front Altair pada 14 Juni siang dan dua kapal pendukung lainnya akan tiba di lokasi itu pada 15 Juni dengan tim spesialis untuk memeriksa kapal tanker itu dan membuat rekomendasi.

Gambar yang diperoleh AFP dari kantor berita Iran, Tasnim, 14 Juni 2019, memperlihatkan beberapa kru dari tanker minyak yang diduga menjadi target serangan di Teluk Oman, di kota pelabuhan Bandar-e-Jask, di sebelah selatan Iran.
Gambar yang diperoleh AFP dari kantor berita Iran, Tasnim, 14 Juni 2019, memperlihatkan beberapa kru dari tanker minyak yang diduga menjadi target serangan di Teluk Oman, di kota pelabuhan Bandar-e-Jask, di sebelah selatan Iran.

Seorang pejabat, yang berbicara kepada VOA tanpa mau disebut namanya, mengatakan kapal serang cepat Iran mencegah dua kapal tunda, yang disewa perusahaan Norwegia, menarik Front Altair.

Para kru itu ditahan Iran setelah kapal sipil Hyundai Dubai menyelamatkan mereka.

Menurut seorang pejabat pertahanan AS, pemimpin kapal Hyundai Dubai mengatakan kepada pasukan Amerika bahwa pasukan Iran mengepung kapalnya dan "menuntut" awak Altair diserahkan kepada mereka. Pimpinan kapal itu mengatakan ia merasa "diwajibkan dan dipaksa" patuh, meskipun perusahaan kru tersebut memerintahkan kapalnya agar tidak menyerahkan kru itu kepada Iran.

Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan Angkatan Laut Iran menyelamatkan 44 awak kapal dari tanker-tanker itu.

Kedua kapal itu tampaknya telah diserang ranjau. [vm/ka/ft]

XS
SM
MD
LG