Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan terhadap Kedutaan Besar Israel di Kairo sebagai pelanggaran yang menyolok mata atas peraturan internasional yang betul-betul membahayakan hubungan damai dengan Israel. Namun, para pembantunya mengatakan Netanyahu juga berterimakasih kepada Mesir atas penyelamatan yang dilakukan pasukannya terhadap enam warga Israel yang terperangkap di dalam kedutaan besar dalam serangan itu.
Netanyahu menyatakan berlega hati karena tidak ada warga Israel tewas dan bahwa dua pesawat angkatan udara yang mengangkut duta besar dan 80 staf kedutaan besar beserta keluarga mereka tiba kembali dengan selamat di Israel.
Insiden itu memperkuat salah satu kekhawatiran Israel terdalam sejak pecahnya Revolusi Mesir, yaitu sikap anti-Israel akan dirasakan di mana-mana dan membahayakan perjanjian perdamaian yang telah berlangsung 32 tahun antara kedua negara. Hubungan itu berubah menjadi buruk bulan lalu setelah terjadi bentrokan perbatasan yang memicu kemarahan rakyat di Mesir. Pasukan Israel menewaskan lima polisi Mesir ketika mengejar kelompok pria Palestina bersenjata yang melintas masuk ke Israel dari Semenanjung Sinai, Mesir dan menewaskan delapan warga Israel.
Zvi Mazel, mantan Duta Besar Israel untuk Mesir, mengatakan sikap warga Mesir telah berubah menjadi anti-Israel sebelum insiden perbatasan itu terjadi.
Mazel mengatakan kepada Radio Israel bahwa satu-satunya hal yang menyatukan kelompok-kelompok politik dan partai-partai yang terpecah di Mesir sejak revolusi itu adalah permusuhan terhadap Israel.
Ia mengatakan faksi-faksi berebut kekuasaan, keamanan runtuh, dan Israel dijadikan kambing hitam atas kekacauan yang melanda Mesir.
Israel memandang perjanjian perdamaian sebagai aset strategis, tetapi dengan terjadinya serangan terhadap kedutaan besarnya, kekhawatiran muncul mengenai apa yang akan terjadi setelah pemilu mesir. Para pejabat Israel khawatir apabila kelompok Persaudaraaan Muslim yang radikal memperoleh dukungan kuat dalam pemilu itu, Mesir akan membatalkan perjanjian perdamaian kedua negara itu