Myanmar akan menunda reformasi yang telah lama ditunggu yang akan membuka pintu lebih besar bagi investasi asing, kata dua pejabat kepada Reuters.
Langkah ini kemungkinan akan mengecewakan bisnis-bisnis yang kekurangan dana di tengah meningkatnya keraguan pada kemampuan Aung San Suu Kyi, pemimpin negara tersebut, dalam mengelola perekonomian.
Penundaan reformasi, yang akan mengizinkan perusahaan asing menguasai 35 persen saham di perusahaan Myanmar, kemungkinan akan menjadi pukulan pada kepercayaan investor terhadap pemerintahan Suu Kyi.
Reformasi ekonomi merupakan tujuan utama dalam transisi Myanmar menuju demokrasi setelah puluhan tahun berada di bawah kekuasaan militer.
Keterlambatan tersebut menggarisbawahi tantangan berat yang dihadapi Suu Kyi, yang menjanjikan pemerintahan reformis yang menarik investasi asing.
Sejumlah bantuan ke Myanmar sudah ditangguhkan dan para investor khawatir bahwa sanksi yang selama ini membuat perekonomian negara tersendat akan diberlakukan kembali akibat perlakuan militer terhadap minoritas Rohingya. [as]