Para pemimpin dari Libia dan Mesir akan mengunjungi Khartoum hari Selasa untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Sudan Omar al-Bashir mengenai masa depan Sudan.
Pertemuan itu akan dilangsungkan menjelang referendum 9 Januari mengenai kemerdekaan bagi Sudan Selatan yang berpotensi membelah negara itu menjadi dua.
Baik Mesir maupun Libia, yang bertetangga dengan Sudan, ingin mencegah adanya migrasi besar-besarn jika perang pecah sebagai akibat kemerdekaan Sudan Selatan. Badan urusan pengungsi PBB memperkirakan lebih dari satu juta orang bisa kehilangan tempat tinggal.
Pada hari Minggu, Presiden Amerika Barack Obama mengirim surat kepada para pemimpin regional di Afrika yang menyerukan kepada mereka untuk mendukung referendum kemerdekaan damai di Sudan
Selatan.
Ketegangan antara wilayah Utara yang mayoritas Muslim dan wilayah Selatan yang umumnya Kristen dan animism telah meningkat menjelang pemungutan suara, sementara sengketa mengenai pendapatan minyak, perbatasan dan isu-isu lain belum dipecahkan.
Hari Minggu, Bashir mengatakan negara itu akan memberlakukan Undang Undang Dasar Islam dan bahasa Arab akan menjadi bahasa resmi jika Sudan selatan memilih untuk merdeka.
