Para peninjau internasional mendukung cara penyelenggaraan referendum kemerdekaan Sudan Selatan dan telah memperkirakan hasil pemungutan suara itu sudah hampir pasti mendukung kemerdekaan willayah tersebut.
Sekelompok peninjau yang dipimpin oleh mantan Presiden Amerika Jimmy Carter mengatakan pada hari Senin, referendum berjalan sesuai dengan standar internasional pemilihan yang demokratis.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton juga menyetujui cara referendum dilaksanakan. Dalam pernyataan tertulisnya, Clinton memuji para pemimpin Utara dan Selatan atas penciptaan keadaan yang memungkinkan para pemilih memberi suara dengan bebas dan tanpa rasa takut.
Referendum yang berlangsung beberapa hari pekan lalu, ditetapkan dalam persetujuan perdamaian tahun 2005 antara Sudan Selatan yang berpenduduk sebagian besar Kristen dan animis dan Sudan Utara yang berpenduduk mayoritas Muslim. Perjanjian tersebut mengakhiri puluhan tahun perang saudara.
Hasil terakhir ereferendum diperkirakan selesai dihitung pada pertengahan Februari. Dan bila hasilnya sebagaimana diperkirakan, negara baru akan lahir pada bulan Juli.
Dalam perkembangan lainnya, pasukan keamanan Sudan menangkap seorang pemimpin oposisi Islamis. Penangkapan Hassan al-Turabi pada hari Senin dilakukan hanya beberapa jam setelah ia memperkirakan bahwa Sudan Utara akan menghadapi pemberontakan rakyat akibat masalah ekonomi yang meningkat yang ia katakan akan memburuk menjelang yang diperkirakan pemisahan Sudan Selatan yang kaya dengan minyak bumi.