Anak-Anak yang Terpisah dari Orang Tua, Menangis dalam Kesedihan di Perbatasan

Anak-anak imigran, banyak di antaranya yang telah terpisah dari orang tuanya di bawah kebijakan “tanpa toleransi” dari pemerintahan Trump, ditampung di tenda-tenda dekat perbatasan Meksiko di Tornillo, Texas, AS (foto: Reuters/Mike Blake)

Suara dan wajah anak-anak Amerika Tengah yang dipisah dari orang tua mereka di perbatasan Amerika dan Meksiko kini mulai muncul, menunjukkan elemen yang menyayat hati dalam perdebatan tentang “kebijakan non-toleran” yang kontroversial Presiden Trump terhadap imigran ilegal.

Dunia sejak hari Senin (18/6) mendengar suara tangis sejumlah anak-anak yang putus asa, yang dirilis oleh situs berita ProPublica, dimana terdengar anak-anak berulangkali memohon kepada para agen imigrasi supaya dapat bertemu “Mami” (ibu.red) dan “Papa” (ayah.red) mereka ketika orang tua mereka diinterogasi, ditahan dan akhirnya dipisahkan dari anak-anak mereka.

Sementara itu pekan lalu jutaan orang telah melihat foto seorang anak perempuan berusia dua tahun asal Honduras yang mengenakan t-shirt merah jambu, yang menjerit ketakutan ketika agen perbatasan Amerika melakukan pemeriksaan fisik terhadap ibunya.

Anak-anak dalam rekaman audio yang kini tersebar luas itu diperkirakan berusia antara empat hingga sepuluh tahun. Audio berdurasi hampir delapan menit yang direkam di dalam fasilitas penahanan Badan Urusan Perlindungan dan Bea Cukai Amerika CBP, hampir semuanya berisi tangisan anak-anak tersebut. ProPublica mengatakan audio itu direkam oleh seseorang yang menolak diidentifikasi karena khawatir akan terjadinya pembalasan, dan menyerahkannya pada seorang pengacara hak-hak sipil di Texas, yang kemudian memberikannya pada organisasi berita itu.

Ketika anak-anak tersebut menangis memohon supaya dapat bersama orangtua mereka, salah seorang agen perbatasan menyampaikan lelucon dalam bahasa Spanyol “ada orkestra disini.. hanya saja tidak ada konduktornya.”

Salah seorang anak perempuan berusia enam tahun yang menangis itu diidentifikasi sebagai Alison Jimena Valencia Madrid, yang memohon kepada para agen agar dapat bersama bibinya, yang bersama putrinya yang berusia sembilan tahun sudah berada di Amerika. Bibinya itu mengatakan pada ProPublica bahwa saudara perempuannya itu membayar tujuh ribu dolar pada seorang penyelundup untuk membantunya melewati Guatemala dan Meksiko supaya dapat masuk ke Amerika, dimana mereka kemudian ditahan.

Lebih dari dua ribu anak yang dicegat di perbatasan Amerika-Meksiko telah dipisahkan dari orang tua mereka, di tengah meningkatnya kecaman dari anggota-anggota Kongres – baik dari faksi Demokrat maupun faksi Republik – tokoh-tokoh politik dan lainnya, yang mendorong Trump untuk mengubah kebijakan yang diterapkan April lalu guna menyurutkan upaya migran memasuki Amerika. [em/al]