Pemimpin Libya Perkuat Cengkeraman di Ibukota

Gambar pemimpin Libya Moammar Gaddafi tampil di televisi pemerintah Libya, Selasa (2/22).

Warga di Tripoli takut keluar rumah di malam hari. Sementara di bagian timur Libya, kelompok-kelompok oposisi membentuk pemerintahan tak resmi.

Pemimpin Libya Moammar Gaddafi memperkuat cengkeramannya atas ibukota, Tripoli, sementara kekuatan anti-rezim mengkonsolidasikan kontrol mereka terhadap hampir 50 persen negara ini di bagian timur.

Hingga Rabu pagi, penindakan kejam terhadap demonstran telah menyurutkan niat mereka untuk turun ke jalan-jalanTripoli, di mana warga menggambarkan terdapat mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan. Setelah pidato di televisi, Selasa, oleh Kolonel Gaddafi, ribuan pendukungnya berkumpul di Lapangan Hijau di tengah kota Tripoli, mengenakan ikat kepala warna hijau dan mengacung-acungkan parang besar. Warga mengatakan tidak ada demonstran anti-pemerintah yang pergi ke luar rumah mereka setelah malam tiba.

Warga Tripoli menggambarkan amukan oleh milisi pro-Gaddafi, yang terdiri dari gabungan tentara bayaran asing dan Libya, yang menembak di tempat siapapun yang ditemukan di jalan-jalan dan menghujani orang ramai dengan tembakan senjata otomatis dari kendaraan-kendaraan yang melaju.

Organisasi Human Rights Watch menerima laporan mengenai tewasnya paling sedikit 62 orang di Tripoli sejak Minggu, ditambah dengan jumlah 233 orang tewas sebelumnya. Sementara itu, kelompok-kelompok oposisi mengatakan jumlah yang tewas jauh lebih banyak.

Perkembangan ini terjadi di pada saat semakin banyak kota di bagian timur Libya menyatakan kemerdekaan mereka, dan membentuk pemerintah-pemerintah oposisi tidak resmi.