Piala Dunia 2010

Warga Afrika Selatan bangga menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Demam sepakbola kembali menyerang warga dunia, seiring dengan berlangsungnya ajang akbar empat tahun sekali Piala Dunia. Kali ini, Piala Dunia berlangsung di Afrika Selatan dan mencatat sejarah untuk pertama kalinya berlangsung di benua Afrika.

Sepakbola adalah bahasa universal yang dipahami kebanyakan warga dunia, dan menembus batas negara, budaya dan ras. Sepakbola dapat menjadi bahan pertengkaran, tapi seringkali justru merujukkan dan menyatukan pihak-pihak yang tak selalu sepaham. Ini terutama terasa di negara tuan rumah, Afrika Selatan, yang sudah berhasil keluar dari politik berdasarkan ras, apartheid, tetapi, dalam kenyataan sehari-hari, masyarakatnya masih terpecah-pecah.

Sepakbola juga boleh jadi mendemokratisasikan tatanan dunia. Amerika Serikat yang biasanya dipandang sebagai negara adidaya, justru hanya dipandang sebelah mata di lapangan hijau. Sementara, negara berkembang seperti Brazil justru muncul sebagai 'superpower' sepakbola, negara yang ekonominya morat-marit, Spanyiol, muncul sebagai favorit juara Piala Dunia tahun ini.

Apapun kacamata Anda dalam memandang sepakbola, tak pelak lagi, pandangan sebagian besar masyarakat dunia akan tertuju pada bola bundar yang bergulir di stadion-stadion baru di berbagai penjuru Afrika Selatan.