Tentara Suriah Kembali Ambil Alih Sejumlah Pinggiran Damaskus

Tentara Suriah terlihat berada di antara para pengunjuk rasa anti-pemerintahan Bashar al-Assad di Kafranbel dekat Idlib (29/1).

Para aktivis oposisi Suriah mengatakan tentara pemerintah kembali merebut beberapa daerah pinggiran Damaskus, setelah bentrokan dengan pemberontak dalam pergolakan menentang kepemimpinan otoriter Presiden Bashar al-Assad.

Aktivis hari Senin mengatakan pasukan pro-Assad mengusir pasukan Tentara Pembebasan Suriah keluar dari sejumlah distrik timur yang paling dekat ke Damaskus tengah, sebelum bergerak menuju daerah-daerah disekitar dan terlibat dalam bentrokan yang menimbulkan banyak korban.

Mereka juga melaporkan pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak di propinsi Homs. Mereka mengatakan kekerasan hari Senin diseluruh pelosok Suriah menewaskan paling tidak 28 orang, sebagian besar warga sipil.

Meningkatnya penumpasan pemerintah Suriah terhadap revolusi dalam beberapa hari ini memicu negara-negara Barat dan Arab untuk mempercepat campur tangan Dewan Keamanan PBB.

Negara-negara itu telah merancang sebuah resolusi Dewan Keamanan yang akan mendukung rencana Liga Arab agar Presiden Assad mengalihkan kekuasaan ke seorang wakilnya dan membentuk sebuah pemerintahan kesatuan nasional.

Kepala Liga Arab Nabil Elaraby dijadwalkan mengajukan rencana itu ke Dewan Keamanan hari Selasa. Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton dan para menlu Inggris dan Perancis berencana menghadiri pertemuan itu untuk melobi Dewan Keamanan agar menyetujuinya.

Rusia terus mendorong komunitas internasional agar mengutamakan dialog guna mengakhiri krisis Suriah daripada pelaksanaan hukuman oleh Dewan Keamanan terhadap pemerintah Suriah.

Suriah adalah sekutu lama Rusia dan konsumen peralatan militer Rusia. Rusia memiliki hak veto dalam Dewan Keamanan.

Kementrian Luar Negeri Rusia hari Senin mengatakan pemerintah Suriah telah setuju mengirim delegasi ke Moskow untuk dialog dengan para aktivis oposisi Suriah guna mengakhiri krisis. Tetapi sejumlah anggota senior Dewan Nasional Suriah mengatakan kelompok oposisi itu menolak gagasan dialog dengan wakil Presiden Assad.