Polygraph
Sabtu 6 Juli 2024
-
“Istri Zelenskyy membeli salah satu mobil super (mewah) termahal di dunia, demikian yang diketahui media.”
Para propagandis Rusia menggunakan taktik disinformasi yang diterapkan dengan teknologi AI generatif untuk membuat berita palsu yang tampak dapat dipercaya. Bugatti mengatakan kepada Polygraph.info bahwa Olena Zelenska bukanlah pelanggan mereka, dan dia juga tidak membeli mobil super Bugatti. -
Undang-undang AS tentang Resolusi Tibet menuduh China “menekan kemampuan masyarakat Tibet untuk melestarikan agama mereka,” sebuah klaim yang didukung oleh para ahli PBB, kelompok Hak Asasi Manusia, dan laporan media.
-
"Kami harus mengatakan bahwa pemilu Eropa telah berlangsung dalam kondisi pembatasan yang ketat, kurangnya persaingan yang adil, pembersihan bidang informasi dari sumber-sumber informasi alternatif, serta merajalelanya kampanye anti-Rusia.”
Dengan banyaknya kandidat yang mewakili spektrum ideologi politik dan lingkungan media yang sangat beragam di 27 negara, pemilihan Parlemen Eropa benar-benar berlangsung dengan kompetitif dan adil. -
“Apa yang Media Barat Tidak Beritakan kepada Anda Tentang Kampanye Balon Sampah Korea Utara.”
Sputnik mengulang kembali poin-poin pembicaraan Korea Utara yang dilaporkan oleh media Barat, namun mengabaikan ketidakamanan rezim yang mendorong kampanye balon sampah Pyongyang. -
"Tak ada yang luar biasa – para agen asing (AS) memimpin demonstrasi di luar negeri (untuk) menentang undang-undang mengenai agen asing."
Di Georgia, para pemimpin politik oposisi dan presiden memimpin protes terhadap undang-undang agen asing, yang menurut para kritikus mengancam keanggotaan negara tersebut di Uni Eropa dan dapat menjadi alat penindasan politik oleh partai yang berkuasa. -
“Kerja sama kami (Rusia & China) dalam hubungan internasional merupakan salah satu faktor penstabil utama di panggung internasional. Bersama-sama, kita membela prinsip-prinsip keadilan dan tatanan dunia yang demokratis berdasarkan realitas multipolar dan hukum internasional.”
Dicari karena (melakukan) kejahatan perang, Putin mengandalkan China untuk mengobarkan perang ilegal Rusia di Ukraina dan merusak tatanan global yang berbasis aturan hukum. -
“…menurut statistik, sebagian besar serangan komputer di dunia terjadi di wilayah Amerika Serikat.”
Dubes Antonov memanipulasi data statistik dengan menghilangkan perbedaan-perbedaan penting yang menunjukkan Rusia sebagai sponsor kejahatan dunia maya politik terbesar di dunia. -
“Mengenai Ukraina, posisi China adil dan obyektif. Amerika Serikat terus melontarkan tuduhan yang tidak berdasar mengenai perdagangan dan pertukaran ekonomi biasa antara China dan Rusia... China dengan tegas menolak tuduhan ini."
Terdapat bukti signifikan yang mendokumentasikan bagaimana China telah melampaui “perdagangan normal” dalam memasok peralatan dan komponen militer ke Rusia. Selain itu, Menteri Pertahanan China menjanjikan dukungan China kepada Rusia dalam perang tersebut dan memperluas kerja sama militer. -
"...Tidak seperti pasukan Barat yang selalu berada di pihak berlawanan dalam pertempuran di Republik Afrika Tengah, Burkina Faso, Mali dan Niger, pasukan Rusia telah membantu berbagai negara untuk mendapatkan kembali wilayah tersebut."
AS menginvestasikan lebih dari $3 miliar untuk keamanan Sahel dan melatih hampir 86.000 pasukan kontraterorisme di wilayah tersebut selama dua dekade terakhir. Kehadiran militer Rusia dikaitkan dengan kekerasan dan kejahatan perang yang semakin parah. -
“Setelah serangan Iran terhadap Israel, fokus (Israel) beralih dari Gaza dan anak-anak Gaza bisa bebas bermain di pantai.”
Tidak ada hubungan antara serangan Iran terhadap Israel dan kemampuan warga Palestina untuk pergi ke pantai di Gaza tengah. -
“Filipina terus menuduh China ‘mengintimidasi negara-negara kecil’ tanpa menyebutkan sama sekali pendudukan Filipina dan perambahan mereka terhadap wilayah China di Nansha Qundao. Itu adalah ‘jebakan’ propaganda yang nyata. Masalah Ren’ai Jiao bukanlah kasus intimidasi negara besar terhadap negara kecil, tetapi janji-janji yang tidak terpenuhi dan provokasi yang disengaja…”
Tidak ada “perjanjian” resmi antara Filipina dan China. Ketegangan meningkat akibat aktivitas “zona abu-abu” yang dilakukan oleh China di zona ekonomi eksklusif Filipina. Klaim kedaulatan oleh juru bicara Kemlu China secara terbuka mengabaikan keputusan Den Haag tahun 2016 terkait Laut China Selatan. -
“Mereka [AS] baru-baru ini melontarkan tuduhan tidak berdasar, khususnya terhadap Rusia, mengenai rencana penyebaran senjata nuklir di luar angkasa. … Pada saat yang sama, mereka memblokir proposal kami… perjanjian untuk mencegah penyebaran senjata di luar angkasa, yang sudah kami susun pada tahun 2008.”
Rencana penempatan senjata anti-satelit bersenjata nuklir ke luar angkasa oleh Rusia akan melanggar Perjanjian Luar Angkasa tahun 1967, yang juga ditandatangani oleh Moskow.