Struktur intelijen Iran yang amat rahasia hari Rabu (15/10) agak terungkap setelah direktur keamanan program nuklir negara itu memuji badan intelijen karena berperan melindungi program tersebut dari upaya sabotase.
Iran untuk pertama kalinya membeberkan sedikit informasi tentang struktur dinas rahasianya dalam sebuah majalah Kementerian Intelijen, yang diterbitkan pada ulang tahun ke-30 kementerian tersebut.
Menurut artikel majalah itu yang berjudul “30 Years of Silent Devotion” (Pengabdian Diam-Diam 30 Tahun), Menteri Intelijen Mahmoud Alavi memimpin sebuah dewan koordinasi yang memantau 16 lembaga. Garda Revolusi, pasukan militer terkuat Iran, secara terpisah memimpin dua badan intelijen lain.
Kontra-spionase dan upaya menangkis serangan dunia maya menjadi dua tantangan terbaru bagi kalangan intelijen Iran.
Iran telah menuduh Amerika dan Israel berada di balik sejumlah upaya, termasuk hilangnya sejumlah ilmuwan Iran, menjual peralatan bermasalah dan menanam virus komputer Stuxnet yang sempat menghentikan aktivitas pengayaan uranium negara itu tahun 2010.
Iran membalas serangan dunia maya terhadap fasilitas nuklirnya itu dengan mempercanggih kemampuannya. Iran secara berkala mengumumkan penangkapan tersangka mata-mata atau pelaku sabotase fasilitas nuklirnya. Iran juga beberapa kali mengumumkan para ilmuwannya menemukan dan menjinakkan virus komputer sebelum mengakibatkan kerusakan serius.
“Jika bukan karena Kementerian Intelijen, industri nuklir kita tidak akan mencapai level saat ini,” kata Ali Asghar Zarean, yang memimpin urusan keamanan program nuklir Iran, di televisi pemerintah hari Rabu.
Negara-negara Barat curiga Iran diam-diam membuat senjata nuklir selain program atom sipilnya, tetapi dibantah Iran yang berkeras program itu bertujuan damai seperti untuk membangkitkan listrik dan untuk riset kesehatan.
Aparat intelijen Iran dikenal bernama SAVAK hingga Revolusi Islam tahun 1979 yang menggulingkan Shah Mohammad Reza Pahlavi yang pro-Amerika. Iran kemudian dipimpin kaum ulama.