Korea Selatan pada Rabu (1/1) meningkatkan penyelidikannya terhadap bencana penerbangan paling menelan korban jiwa yang pernah terjadi di negara itu, Rabu (1/1).
Kementerian Transportasi Korea Selatan melaporkan tim penyelidik telah menyalin data dari perekam suara kokpit (cockpit voice recorder) penerbangan Jeju Air 7C2216 dan sedang mengubahnya ke dalam bentuk audio.
Perkembangan itu merupakan langkah penting untuk memahami momen-momen menjelang kecelakaan yang menewaskan 179 orang itu.
Sementara itu, kotak hitam pesawat tersebut akan diserahkan kepada Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (National Transportation Safety Board/NTSB) untuk dianalisis lebih jauh.
Para penyelidik sedang menelusuri kemungkinan-kemungkinan penyebab kecelakaan, seperti tabrakan burung, kegagalan roda pendaratan, atau masalah dengan sistem kendali.
Mereka juga akan memeriksa ketergesaan pilot untuk mendaratkan pesawat segera setelah menyatakan kondisi darurat.
Para pakar keselamatan penerbangan juga mempertanyakan apakah tanggul bandara, yang dirancang untuk mendukung peralatan navigasi, diletakkan terlalu dekat dengan ujung landasan pacu.
Sekelompok pejabat AS, termasuk perwakilan NTSB, Badan Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration/FAA) dan Boeing, tiba pada Selasa (31/12) untuk melakukan investigasi visual terhadap puing-puing pesawat.
Dalam perkembangan lainnya, penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok mengatakan dalam pertemuan internal lembaga-lembaga bahwa pihak berwenang telah secara resmi mengidentifikasi seluruh korban kecelakaan pesawat tersebut.
Choi juga menuturkan, persiapan pemakaman sedang berlangsung sementara keluarga korban bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang tercinta yang tewas dalam tragedi tersebut.
Korea Selatan telah mengumumkan masa berkabung nasional hingga Sabtu, 4 Januari. [rd/em]
Forum