Namanya Lisa Graciano. Siapa menyangka seniman yang boleh dibilang musisi jalanan ini seratus persen berdarah Indonesia.
“Lisa Graciano adalah nama panggung saya, karena saya sudah memakai nama itu sejak lama sekali, sejak saya mulai bermusik. Saya sebenarnya orang Indonesia, dan lahir di Bali,” kata Lisa.
Ayah Lisa berasal dari Bali dan ibunya dari Sulawesi Utara. Namun Lisa dibesarkan di Jakarta, Manila dan Singapura, dan sejak usia 21 tahun menetap di Belanda. Lisa mulai tinggal di San Francisco Bay Area sejak tahun 2007.
Musik adalah bagian dari hidup Lisa yang mulai belajar piano sejak duduk di kelas 4 SD. Multi instrumentalis ini juga pencipta lagu dengan berbagai sentuhan jenis music, rock n roll, blues, jazz, reggae, termasuk gamelan.
“Saya penasaran, saya lahir di Bali tapi kemudian saya tercabut dari budaya itu dan tinggal di lingkungan yang modern di mana semua sangat jauh dari tradisi,” kata Lisa.
Lisa yang gemar berfilosofi dengan hidup mencoba menuangkannya ke dalam musik ciptaannya.
“Kami adalah musisi yang serius dan sangat berdedikasi, kami hanya mencoba menghadirkan musik yang sesuai dengan kami, mengisi hati orang-orang dan saya mencoba menjadi diri sendiri melalui pengalaman dan apa yang saya ingin capai,” kata Lisa.
Bersama kelompok musik lintas budaya yang dibentuknya, “Purnama Sari,” Lisa kerap manggung di berbagai konser jalanan didukung suaminya, Paul Miller, pemain gamelan Bali Gender Wayang.
Salah satu panggung tempat Lisa mencurahkan ekspresi musikalnya adalah di Bay Street Concert Series di Oakland.
“Saya suka main di sini dan selalu kembali dan saya selalu merasa tempat ini sebagai rumah saya. Saya mencoba lagu-lagu baru di sini, menyanyikan lagu orang lain di sini,” kata Lisa.
Sebagai musisi independen, Lisa telah merekam musiknya ke dalam tiga album, yang dapat diperoleh di situs lisagraciano.com.