Sebagian keluarga menguburkan para korban beberapa jam setelah serangan berhenti, sementara lebih banyak lagi pemakaman yang dilakukan hari Rabu (17/12). Sementara itu, PM Nawaz Sharif telah setuju mencabut sebuah moratorium atas hukuman mati dalam kasus-kasus teror.
Pakistan hanya mengeksekusi seorang tawanan sejak moratorium diberlakukan tahun 2008. Sharif juga bersumpah akan meneruskan ofensif militer, seraya menandaskan bahwa Pakistan akan menebus "setiap tetes darah" anak-anak itu.
Kelompok Taliban Pakistan menandaskan bahwa para pejuangnya menyerang Sekolah dan Perguruan Tinggi Umum Militer itu sebagai balas dendam terhadap ofensif yang dilancarkan terhadap pemberontak di kawasan kesukuan baratlaut negara itu, dekat perbatasan Afghanistan.
Dunia mengutuk apa yang disebut DK PBB sebuah aksi teror yang "kejam dan keji" terhadap anak-anak.