Mogadishu, ibukota Somalia selama bertahun-tahun diguncang oleh ledakan-ledakan bom yang dilakukan gerilyawan Al-Shabab. Mereka berusaha menggulingkan pemerintahan lemah tersebut yang didukung PBB. Pengeboman yang kerap terjadi itu telah membunuh atau melukai ribuan warga sipil.
Kini sudah ada pihak yang menawarkan berbagai kursus atau pelatihan cara melakukan pertolongan pertama guna membantu warga Somalia belajar cara menolong tetangga mereka sebelum ambulans tiba.
Kelas-kelas untuk pertolongan pertama itu, yang diadakan di sebuah universitas di Mogadishu, bertujuan untuk mempersiapkan warga awam dengan sejumlah keterampilan dalam menangani berbagai skenario, termasuk kecelakaan di jalan raya dan ledakan bom. Para siswa menghadiri kursus pelatihan selama sebulan dan akan mendapat sertifikat setelah menyelesaikan kursus tersebut.
Sekitar 152 siswa telah mendaftar untuk program tersebut, termasuk Ahmed Ibrahim.
"Penting bagi setiap orang yang tinggal di Somalia, terutama Mogadishu, untuk mengikuti pelatihan pertolongan pertama tersebut karena negara kita selalu berada dalam keadaan krisis dan penting bagi kita untuk menolong orang, kapan saja dibutuhkan," katanya.
Pelatihan ini juga mencakup pementasan berbagai keadaan darurat, di mana para relawan memperoleh kesempatan mempraktekkan cara membantu orang yang sakit atau yang luka-luka sebelum tim darurat dari rumah sakit tiba. Keinginan untuk mengetahui melakukan pertolongan pertama itu membuat Bahja Abdirisaq terinspirasi untuk mendaftar.
"Alasan saya mendaftar untuk pelatihan pertolongan pertama ini adalah ketika saya melihat seorang gadis dalam keadaan terbakar di lokasi sebuah ledakan dan saya tidak tahu bagaimana caranya untuk menolong dia. Jadi saya mengambil keputusan untuk mengikuti pelajaran untuk mendidik diri saya sendiri," kata Bahja Abdirisaq.
Program pelatihan tersebut ditawarkan oleh Aamin Ambulance. Tahun 2008 jasa gratis itu dimulai oleh dokter gigi Somalia, Abdulkadir Abdirahman Adan, setelah dia menyaksikan tetangga-tetangganya yang luka-luka akibat ledakan bom meninggal karena pendarahan dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Sekarang dokter gigi itu mengelola sebuah armada ambulans bekas.
Dia meresmikan kelas pertolongan pertama itu pada bulan Desember.
"Kami ingin memiliki banyak relawan, mereka yang dapat membantu para pasien sebelum kami tiba dan setelah kami datang. Jadi kami memutuskan untuk memulai pelatihan pertolongan pertama ini supaya setiap orang akan memperoleh manfaatnya dan dengan demikian banyak orang akan memperoleh pelatihan pertolongan pertama ini," kata dr. Abdulkadir Abdirahman Adan.
Ambulans Aamin mudah dikenali di berbagai ruas jalan di Mogadishu yang banyak rusak akibat bentrokan masa lalu dan layanan ambulans itu sudah terkenal atas kecepatannya bergerak dalam menanggapi keadaan darurat.
Hampir dapat dipastikan keadaan darurat akan terjadi di kemudian hari. Sebuah pemboman yang menggunakan truk oleh Al-Shabab pada bulan Oktober menewaskan lebih dari 500 orang.
Kalau terjadi lagi, akan lebih banyak nyawa yang bisa tertolong, karena kursus-kursus pelatihan pertolongan pertama seperti ini. [mg/is]