Pengadilan Mesir menangguhkan keputusan untuk menghapus nama mantan presiden Hosni Mubarak dan nama isterinya, Suzanne, dari semua kantor pemerintah dan lembaga umum.
Hari Sabtu pengadilan mengumumkan, keputusan itu ditunda sampai sidang banding Rabu depan. Beberapa pengacara Mesir mengajukan gugatan meminta putusan terhadap Mubarak dan isterinya itu dibatalkan.
Pengadilan Mesir mengumumkan putusan itu bulan April. Hakim Mohammed Omar Hassan mengatakan semakin jelas "besarnya korupsi" yang sedang dibongkar dalam penyelidikan terhadap Mubarak sejauh ini melampaui "yang dibayangkan orang."
Mubarak meletakkan jabatan bulan Februari di tengah aksi protes besar-besaran anti-pemerintah. Ia dijadwalkan diadili bulan Agustus atas tuduhan penipuan dan mengotaki pembunuhan demonstran oposisi.
Sementara itu, pasukan keamanan Mesir melepaskan tembakan ke udara hari Sabtu untuk mencegah ratusan demonstran menyerbu markas besar Otorita Terusan Suez.
Para pekerja yang menuntut kenaikan gaji dan promosi mengadakan serangkaian aksi protes di luar markas besar tersebut di kota Ismailia. Otoritas Terusan Suez mengatakan operasi terusan itu tidak terganggu.